Minggu, 26 Februari 2017

Sentuhan Akhlak dalam Peradaban Islam


Sentuhan Akhlak dan Peradaban Islam

Akhlak dalam Peradaban Islam merupakan pagar yang membatasi sekaligus pondasi yang mendasari kejayaan Islam. Akhlak masuk dalam setiap aturan kehidupan beserta berbagai macam variasi dan perkembangannya, baik secara individu maupuan masyarakat, dan politik maupun ekonomi.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam diutus untuk menyempurnakan akhlak, sebagaimana  sabda beliau: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Al-Hakim)”. Dalam kerangka inilah Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam diutus. Beliau ingin menyempurnakan budi pekerti mulia dalam jiwa umatnya dan seluruh manusia. Beliau menghendaki seluruh manusia supaya bermuamalah dengan akhlak baik, tidak dengan aturan yang lain.
Dalam hukum, ilmu, undang-undang, peperangan, perdamaian, ekonomi, keluarga, telah diterapkan dasar-dasar akhlak dalam peradapan Islam secara teori dan praktik yang belum pernah dicapai oleh peradaban manapun, baik peradaban zaman dulu maupun sekarang. Peradaban Islam telah meninggakan jejak yang sangat menakjubkan dan menjadikannya sebagai satu-satunya peradapan yang menjamin kebahagiaan manusia dengan kebahagian murni, tidak dicemari racun kebinasaan. [Mushthafa As-Sibai, Min Rawâi` Hadhâratinâ, hal. 37]
Sumber akhlak dalam peradapan Islam adalah wahyu. Ia merupakan nilai-nilai teguh dan teladan tinggi yang memperbaiki setiap manusia dengan memperhatikan jenis, zaman, tempat, dan lain-lain. Hal itu berbeda dengan sumber akhlak yang hanya sebatas teori manusia, yang menghandalkan akal yang terbata, atau menghandalkan hal yang sesuai dengan manusia dalam suatu masyarakat yang disebut dengan `urf (kebiasaan yang berlaku). Kebiasaan ini akan selalu berubah dan berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu pemikiran menuju pemikiran lain.
Sumber niscaya dalam akhlak Islam adalah hadirnya perasaan manusia terhadap pengawasan Allah Subhaanahu wata’ala. Sedangkan akhlak yang berdasarkan pandangan manusia hanyalah sesuatu yang samar, atau berdasarkan panca indra, atau undang-undang yang diwajibkan. Sentuhan akhlak ini menyebabkan terwujudnya rasa aman yang menjamin kesinambungan peradaban yang langgeng, dan dalam waktu yang bersamaan ia juga mencegah penyimpangan.
Keunggulan akhlak peradapan Islam adalah sisi perbaikan kemanusiaannya. Sebab, manusia berwatak keras di sudut dalamnya. Ia diperintah untuk mensucikan demi menjamin pemeliharaan kemuliaan dan kemashlahatan manusia. Ia juga dibebani sebagai khalifah untuk membangun kehidupan dan menciptakan peradapan. Tentang kemuliaan dan kelebihan manusia ini, dalam Al-Qur’an dinyatakan:

وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَـٰهُمۡ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَـٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِ وَفَضَّلۡنَـٰهُمۡ عَلَىٰ ڪَثِيرٍ۬ مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا تَفۡضِيلاً۬ (٧٠)
Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Al-Isrâ'[17]: 70)
Dengan segala kekhususannya, peradapan Islam mempunyai keistimewaan esensial berupa peradaban yang universal. Ia ditegakkan atas dasar pengesaan ibadah secara mutlak kepada Allah Ta’ala, Tuhan semesata alam. Ia membawa sifat keseimbangan dan pertengahan, sebagaimana juga membawa sentuhan akhlak yang bernilai. Semua itu menunjukkan bahwa peradapan Islam bukanlah peradapan sempit, peradaban komponen masyarakat tertentu, dan tidak pula menentang fitrah kemanusiaan.
Inilah karakteristis Peradaban Islam yang tiada duanya dalam peradaban-peradaban dunia. Peradaban tersebut selaras dengan karakter abadi dan bersumber terus dari dasar-dasar Islam yang lurus. Ia memancar dari ketauhidan dan dilekati oleh bentuk menawan yang tidak dapat diganti dan diubah lagi. Jika kondisi berubah, maka Peradaban Islam mampu beradaptasi sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi, tanpa membuang dasar-dasarnya yang esensial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar